Selama masa pandemi COVID-19 berlangsung, SAC bekerjasama dengan komunitas petani lokal Sentolo mengembangkan usaha Jamur Merang (Volvariella Volvacea) dan Jamur Tiram (Pleurotus Ostreatus) secara kerakyatan. Kegiatan ini melibatkan 80 orang penduduk lokal sentolo untuk membangun 8 unit rumah budidaya jamur merang dan tiram yang tersebar di berbagai penjuru kapanewon Sentolo.

    Rumah budidaya jamur dibangun dengan mengupgrade kandang sapi, gudang alat pertanian dan rumah kosong milik penduduk yang sudah ada menjadi fasilitas budidaya jamur bersama. Kegiatan ini dilakukan secara bergotong-royong oleh seluruh penduduk yang terlibat. Tenaga produksi dan jaringan pemasaran terbentuk dengan sendirinya sejalan dengan proses pembangunan rumah budidaya jamur. Sebagai catatan, di kapanewon Sentolo memang pernah berdiri salahsatu perusahaan jamur terbesar se-Indonesia, namun saat ini telah tutup dan hanya menyisakan eks pekerja jamur yang terdampak PHK massal. Namun demikian, keahlian dari masing-masing eks pekerja pabrik masih terasah cukup baik sehingga membuat usaha berbasis komunitas ini berjalan dengan baik.

    SAC berperan mengembangkan teknologi otomatisasi pengendalian iklim mikro dalam rumah budidaya jamur untuk menaikkan produktifitas panen jamur Sentolo. Saat artikel ini diunggah, seluruh rumah produksi jamur milik warga telah menggunakan kontroler / pengatur iklim ruang produksi yang bekerja secara otomatis, mulai dari exhaust fan dan sprayer untuk menyesuaikan suhu dan kelembaban udara sesuai kebutuhan jamur harian, hingga mekanisme pencahayaan yang telah terotomatisasi sepenuhnya guna memudahkan keseluruhan proses budidaya jamur di kawasan sentolo.


- G.G. -

Komentar

Lebih baru Lebih lama